Sang pelopor
Bangsa Babilonia kuno disebut-sebut sebagai pembuat resolusi tahun baru pertama, sekitar 4.000 tahun yang lalu. Mereka juga bangsa pertama yang mengadakan perayaan menghormati tahun baru. Dalam perayaan yang dikenal sebagai Akitu tersebut, orang-orang Babilonia menobatkan raja baru atau menegaskan kembali kesetiaan kepada raja yang tengah berkuasa. Mereka juga berjanji kepada para dewa untuk membayar utang dan mengembalikan benda apa pun yang mereka pinjam. Janji inilah yang kemudian dianggap sebagai pelopor resolusi tahun baru. Jika berhasil ditepati, dewa akan memberi hadiah di tahun mendatang. Namun jika tidak, dewa bakal tidak menyukai mereka.

Urutan terpopuler
Sebuah penelitian di AS menemukan, urutan resolusi tahun baru paling popular adalah hidup sehat (23%), bahagia (21%), diet untuk penurunan berat badan (20%), karier (14%), relationship (11%), olahraga (7%), dan berhenti merokok (5%).

Lebih banyak gagal
Berbagai survei yang dilakukan menyebutkan, resolusi tahun baru lebih banyak gagal ketimbang sukses. Survei dari US News & World Report menemukan kegagalannya mencapai 80% bahkan ketika masuk bulan Februari. Sementara itu sebuah survei di Inggris menyimpulkan, hanya 26% warga Inggris (dari 12% yang memiliki resolusi tahun baru) berhasil mewujudkan resolusi tahun baru mereka. Sedangkan studi dari University of Scranton, AS, menemukan 23% orang gagal hanya dalam seminggu setelah tahun baru, dan hanya 19% yang bertahan serta bisa mewujudkan resolusinya, meski tidak di dalam tahun yang sama.

Kiat agar berhasil
Mengutip Verywell Mind, ada beberapa kiat agar resolusi tahun baru berhasil, yaitu menentukan tujuan yang spesifik, membuat perencanaan, fokus pada satu resolusi, dan memulai dengan langkah kecil.