Sejak kapan Bapak secara intens melakukan olahraga dan seberapa rutin?
Sebetulnya sudah sejak pandemi, namun sempat memudar dan baru mulai intens lagi sekitar 6-7 bulan lalu. Jalan kaki dua kali seminggu, nge-gym tiga kali seminggu, dan kadang ikut muaythai, badminton, berenang, bersepeda, dan golf secara bergantian di akhir pekan.

Wow! Luar biasa. Apa motivasi Bapak melakukan itu?
Awalnya ingin menurunkan berat badan. Dalam waktu sekitar setahun sejak pandemi, berat badan berhasil turun kurang lebih 10 kg meski sempat naik-turun. Tapi ternyata tidak sekadar itu. Saya juga jadi lebih berenergi, jarang sakit, pikiran lebih fresh, sampai dampak sosial seperti mempererat hubungan dengan orang lain, memperbanyak jejaring, bonding dengan keluarga lebih kuat, dan sebagainya.

Jadi, manfaat yang didapat adalah dari sisi fisik, mental, dan sosial.
Betul. Itulah mengapa saya juga bersemangat untuk mengajak anak-anak saya berolahraga. Saya dorong mereka untuk menguasai salah satu atau beberapa jenis olahraga. Kita tahu, anak-anak jaman now kalau sudah ketemu gadget, dunianya langsung menyempit. Nah, dengan rutin berolahraga interaksi sosialnya kembali pulih.

Ada satu hal yang juga membuat saya khawatir pada anak muda sekarang terkait pemahaman mereka dengan YOLO (you only live once), di mana karena menganggap hidup hanya sekali terkadang berpikir dan bertindak tanpa memikirkan konsekuensi. Kalau saya lebih mengarahkan ke mindset: you live every day artinya setiap pagi kita sadari bahwa kita masih hidup dan ingin hidup lebih lama, jadi harus bersyukur dan memanfaatkan setiap kesempatan dalam hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Salah satunya adalah menjalankan gaya hidup sehat, dengan berolahraga dan menjaga pola makan.

Kalau di kantor, siapa yang biasa Bapak ajak berolahraga?
Para BMC dan paling sering diajak Mas Pandji (Pak Pandji Djajanegara, Red.), terkadang dengan anggota tim. Karena begini, olahraga itu bagian dari interaksi sosial. Banyak hal bisa kita diskusikan secara informal dengan teman-teman kantor saat berolahraga bersama. Kadang kita mendapat ide atau solusi atas sebuah masalah dari situ.

Apa tantangan yang Bapak jumpai dalam melakukan olahraga?
Sebetulnya saya adalah orang yang suka makan. Apa saja doyan. Jadi, tantangannya adalah harus lebih selektif terhadap apa yang saya asup. Tidak gampang, sih, pada awalnya. Apalagi kalau ketemu bakmi, ha ha ha.

Jadi, kalau ketemu tantangan itu?
Saya berusaha kembali pada mindset ‘you live every day’ itu tadi.

Kalau begitu boleh, dong, Pak kami minta motivasinya untuk rekan-rekan #teamCIMBNiaga agar terbiasa berolahraga juga.
Dengan senang hati. Pada dasarnya, dalam dunia karier, ada keterampilan lain yang juga harus kita miliki. Selain technical skill, soft skill, leadership skill, kita juga harus punya physical skill dan mental skill. Bagaimana kita mau produktif dan mencapai performa bagus kalau kita sakit-sakitan. Karena produktivitas itu berangkat dari diri sendiri dulu. Harus sehat secara fisik dan mental, dan keduanya itu bisa dicapai dengan berolahraga secara rutin.

Oh ya, satu lagi. Tentunya lebih baik mencegah ketimbang mengobati. Sebab kalau sudah sakit, tidak hanya biaya pengobatan yang tinggi, tapi produktivitas dan performa di kantor juga pasti menurun, belum lagi kekhawatiran dari keluarga tercinta. Jadi, untuk menjadi sehat jangan mau kita sakit-sakit dulu. Sehat itu gampang, kok.

Jadi, pesan saya untuk rekan-rekan #teamCIMBNiaga, luangkan waktu untuk berolahraga atau aktivitas fisik yang disukai. Manfaatkan fasilitas SHINE yang sudah disediakan oleh perusahaan. Lakukan secara rutin, dan saya jamin, banyak keuntungan akan didapatkan.


Well. Rekan-rekan lesgoooow!