JIWA KEPAHLAWANAN Bachtiar Arifin — seorang frontliner di CIMB Niaga KCP Bondowoso, Jawa Timur — muncul saat dirinya dihadapkan dengan sebuah situasi mencurigakan di kantornya, suatu hari.

Seorang nasabah bernama Heri mendatangi loketnya untuk menyetorkan dana sebesar Rp8,5 juta. Sebagai teller, Bachtiar mencoba mengonfirmasi transaksi tersebut kepada Heri terkait dengan tujuan transaksi. Bachtiar melakukan interaksi dengan Heri melalui tulisan, karena diketahui kemudian ternyata nasabah tersebut mengalami gangguan pendengaran. Heri menjelaskan bahwa tujuan transaksi tersebut adalah untuk menebus paket senilai Rp10 juta untuknya yang tertahan di Bea Cukai. Namun anehnya, dia tidak mengetahui isi paket tersebut.

Bachtiar pun terus menyelidik, sehingga kemudian diketahui bahwa Heri mendapat pemberitahuan tentang paket tersebut dari percakapan via WhatsApp dari nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan pihak Bea Cukai. “Saya bantu dia berkomunikasi dengan pengirim pesan tersebut. Katanya, paket itu berisi emas dan dikirim oleh Gregoy dari Syiria. Pak Heri juga tidak mengenal orang itu. Akhirnya, saya menyarankan dia untuk membatalkan transaksi karena terindikasi penipuan,” urai Bachtiar.

Setelah mendapat penjelasan dari Bachtiar, Heri pun setuju untuk membatalkan transaksi dan menyampaikan rasa terima kasih karena telah diselamatkan dari percobaan penipuan.

Sekali lagi, ini adalah sebuah kisah yang membuktikan “kesaktian” EPICC melalui sikap kesiagaan, kepekaan, dan empati yang ditunjukkan Bachtiar. Dia sudah menerapkan Passion (peduli, berusaha semaksimal mungkin dalam segala hal, termasuk dalam melayani nasabah dengan sepenuh hati) dan Customer Centricity (membantu nasabah terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan dan menjadikan nasabah #YangUtama). Dengan inisiatif yang dilakukan Bachtiar, nasabah akan makin loyal terhadap CIMB Niaga.