Sejak kapan Bapak mengoleksi figurin dan pernak-pernik Marvel ini?
Sudah sejak 15 tahun lalu, dan dimulai dari satu karakter yang saya lupa namanya. Sejak itu saya merasa ketagihan, dan hingga sekarang koleksi Marvel saya cukup banyak. Sebagian saya simpan di rumah, dan sebagian lagi di kantor. (Di ruang kerja Pak Rusly banyak dipajang koleksi Marvel yang sebagian besar berupa figurin Captain America dan Thor, termasuk palu Thor — Mjolnir, dan perisai Captain America — dalam ukuran sebenarnya).

Bapak mengidolakan Captain America rupanya?
Betul. Captain America adalah salah satu pemimpin yang sangat disegani di MCU. Teguh pendiriannya dan bersedia bertempur demi nilai dan prinsip yang ia yakini, meski itu bukan hal yang populer. Komitmen kuatnya itulah yang bisa kita ambil dan terapkan dalam dunia nyata. Untuk membantu kita mengatasi situasi sulit dan pada akhirnya menjadi manusia yang lebih baik.

Bagaimana dengan Thor? Nilai apa yang bisa kita serap darinya?
Kekuatan, keberanian, rendah hati, dan mau menebus kesalahan. Itu yang membuat dia menonjol dari superhero lainnya. Dalam film Thor yang pertama kita lihat dia egois dan arogan yang dibuang oleh ayahnya ke bumi akibat kecerobohannya. Dari situ dia belajar tentang pentingnya sikap rendah hati, menyadari bahwa dirinya bukan makhluk terkuat di alam semesta dan dia butuh bantuan orang lain. Nilai yang bisa dipetik, jangan sampai ego menguasai diri kita dalam mencapai tujuan.

Begitu juga dalam film Thor: Ragnarok, di mana dia kehilangan palunya dan jati dirinya sebagai dewa petir. Dia dituntut untuk menghadapi konsekuensi atas kesalahan yang telah diperbuat. Dari sini kita belajar untuk tidak ada kata terlambat untuk bangkit dari kesalahan.

Seru juga ya Pak, menggali nilai-nilai dalam sebuah dongeng.
Oh, tentu saja. Masih banyak yang bisa kita gali. Dari Black Panther dan Spiderman, misalnya, kita belajar betapa pentingnya keluarga. Dari Iron Man, kita belajar keberanian, tekad, dan ketangguhan. Dan masih banyak lagi. Nah, yang paling seru kita bisa belajar dari The Avengers. Sisipan ‘pesan’-nya banyak. Dari pantang menyerah, pentingnya kolaborasi, saling menghargai sesama teman, menerima diri sendiri apa adanya, hingga kekuatan perempuan yang perlu diperhitungkan. The Avengers juga mengajarkan kita bahwa sebagai tim, kita harus saling menghargai dan mendukung satu sama lain. Semua itu kan bisa kita aplikasikan dalam dunia kerja dan keseharian.

Tapi nilai-nilai hidup itu sebetulnya bisa kita dapat dari mana saja, bukan hanya dari film atau dongeng saja.
Tepat sekali. Saya saat ini juga sedang menyukai permainan jigsaw puzzle yang saya mainkan bersama keluarga. Seru, dan ternyata selain manfaat ada juga nilai yang bisa kita serap dari situ. Mengembangkan kemampuan memori dan keterampilan membuat perencanaan, menguji ide, dan memecahkan masalah. Dan kalau dilakukan bersama keluarga tentu ini menjadi sebuah sarana untuk memperkuat bonding.

Jadi kalau secara spesifik, apa yang dapat Bapak sampaikan kepada #teamCIMBNiaga terutama untuk mengembangkan karier?
Jadilah The Avengers. Dalam membangun karier, kita harus tahu tujuan kita. Setelah itu bikin plan, dan harus berani mencoba ide-ide yang muncul. Kalau salah jangan merasa kalah. Coba lagi dengan ide atau inovasi yang lain. Bekali juga dengan skill, semangat, passion, dan selalu bersyukur. Seperti the Avangers, kita punya kemampuan yang berbeda-beda, yang jika disatukan akan menjadi kemampuan yang besar untuk mempercepat mencapai tujuan.

It’s so cool. Terima kasih, Pak Rusly.