TRADING FOREX (valuta asing) dan Cryptocurrency (aset kripto) menjadi
trending topic di dunia investasi beberapa tahun terakhir ini. Keduanya sama-sama memiliki tingkat volatilitas yang tinggi sehingga jika dikelola dengan baik dapat memberikan tingkat keuntungan yang tinggi.
Rekan-rekan #teamCIMBNiaga berniat atau bahkan sudah menjadi investor? Nah, perhatikan dulu ini. Tujuan dari
trading kripto adalah mencari cuan sebanyak-banyaknya dari selisih jual-beli, bukan mengumpulkan
portfolio asetnya (misal, Bitcoin). Sebaliknya, volatilitas nilai tukar forex sangat bergantung dengan kondisi fundamental negara pemilik mata uang tersebut (informasi yang beredar baik politik, ekonomi, bencana, perang dan lainnya).
Di awal pekan Juni 2022 lalu harga aset kripto kembali melemah. Harga Bitcoin sebagai token kripto paling populer dan terbesar di dunia gagal bertahan di level US$ 30.000/BTC. Harga koin tersebut sempat menyentuh level US$ 29.718/BTC. Ini berarti turun 55% dibandingkan harga di November 2021 yang telah menyentuh US$ 66.000/BTC. Sementara itu indeks kripto CMC 200 yang melacak 200 token kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya juga turun 56,46% di awal pekan Juni 2022 tersebut jika dibandingkan awal November 2021.
Asal kita tahu, Bitcoin memang sedang berada di zona
bearish saat ini. Selama enam pekan beruntun dari awal minggu kedua Mei 2022 hingga pertengahan Juni 2022, harga token kripto dengan
market cap terbesar itu tertekan hebat. Harga Bitcoin cenderung terkonsolidasi di level US$ 28.000-32.000. Aset berisiko tinggi seperti token kripto memang cenderung dilepas ketika kondisi ekonomi atau pasar keuangan sedang tidak kondusif.
Di saat mayoritas harga aset keuangan melemah, indeks Dollar AS justru naik. Penguatan Dollar AS memang lazim terjadi ketika The Fed (otoritas moneter AS) mulai mengetatkan kebijakan moneter-nya, di antaranya terus menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
Bitcoin merupakan respons terhadap resesi keuangan tahun 2008 terhadap Dollar AS, dengan harapan adanya mata uang alternatif yang lebih tangguh terhadap berbagai variabel yang memengaruhi mata uang konvensional secara langsung. Pergerakan harga kedua aset ini cenderung berlawanan arah di mana secara
year to date, indeks Dollar menguat sedangkan Bitcoin anjlok.
SAATNYA BELI ATAU JUAL?
Lalu, apakah merosotnya harga kripto bisa menjadi peluang fantastis bagi
investor untuk membeli aset kripto? Saran dari
The Motley Fool (perusahaan investasi dan keuangan) sih begini: Bagi
investor yang memiliki toleransi lebih tinggi terhadap volatilitas dan mampu berinvestasi, ini saat yang tepat untuk membeli. Jika tidak, ya tunggu saja.
Bagaimana dengan nilai forex, khususnya Dollar AS, yang makin menguat? Saatnya untuk menjual? Tentunya hal ini tergantung dari strategi yang dijalankan. Jika menjalankan strategi membeli Dollar secara rutin, atau yang terkenal dengan istilah Dollar Cost Averaging (DCA), maka pembelian tetap dilakukan meskipun harganya makin tinggi/menguat. Namun, yang terpenting adalah menjual di waktu yang tepat, yaitu pada saat kurs beli di atas kurs jual.
Nah, semoga Rekan-rekan #teamCIMBNiaga dapat menyikapi
market secara bijak dan menjadi
smart investor apa pun bentuk investasinya.