AUDIT INTERNAL adalah aktivitas independen, obyektif, pemberian asuransi, dan konsultasi yang bertujuan menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Dengan pendekatan yang sistematis dan disiplin, audit internal diharapkan mampu mendeteksi risiko dan mencegah penipuan/fraud, menganalisis efektivitas kebijakan dan prosedur, dan mengidentifikasi peluang untuk penyimpangan yang akan mengancam organisasi dan seluruh pemangku kepentingannya.

Model Tiga Lini (Three Lines Model) yang digunakan akan membantu organisasi mengidentifikasi struktur dan proses terbaik untuk mencapai tujuan dan memfasilitasi tata kelola dan manajemen risiko yang kuat.

Audit internal juga berkontribusi dalam menciptakan dan menjaga nilai-nilai agar selaras dengan prioritas pemangku kepentingan dalam rangka menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penting bagi organisasi.

Untuk itu dibutuhkan interaksi yang regular, komunikasi, kerja sama, dan kolaborasi antarperan yaitu antara manajemen (peran lini pertama dan kedua) dan audit internal (peran lini ketiga). Praktik ini, niscaya, akan membantu memastikan tidak terjadi duplikasi, tumpang tindih, atau celah-celah yang berisiko melemahkan organisasi, bahkan memunculkan inovasi dan inisiatif baru yang mungkin belum terpikir sebelumnya.

Sayangnya, hingga kini masih banyak mitos tentang audit internal yang perlu diluruskan. Berikut beberapa di antaranya.