SUNGGUHKAH AKU CINTA DIRIKU?

“CINTAI DIRI SENDIRI.” Hmmm... gampang-gampang susah? Tidak juga, asal kita pahami dulu prinsipnya. Menurut praktisi kesadaran, Gobind Vashdev (Instagram: @gobindvashdev), mencintai diri sendiri berarti menerima seluruh rasa yang muncul di dalam diri kita. Baik itu rasa gembira, sedih, tergelitik, marah, cemas, dan sebagainya. Caranya? Banyak. Berikut ini beberapa yang utama.

BERSAHABAT DENGAN RASA DI DALAM DIRI KITA
Temui dan temani rasa (emosi) yang muncul, seperti ketika menemani sahabat kita. Ketika sahabat kita curhat, misalnya, kita rela menemani dan mendengarkannya berjam-jam. Tapi apa yang terjadi ketika hati kita curhat? Kita malah nonton film atau update status, melarikan diri. Kita melakukan begitu banyak kegiatan untuk menolaknya. Jangan, ya.

MEMELUK EMOSI
Ketika rasa cemas, takut, atau marah muncul, ajak bicara kenapa ia muncul. Berdialog dengan diri sendiri itu penting. Terima emosi itu, bukan menghindari atau mengalihkannya, dan peluk. Sadari dan terima bahwa rasa itu memang bagian dari diri kita yang utuh.

MENGURANGI KETERGANTUNGAN SECARA EMOSI KEPADA ORANG LAIN
Ketika pasangan berkhianat, hati kita sakit. Padahal ketika kita mendapat pengganti yang lebih baik, rasa itu hilang. Jadi, rasa sakit di sini hanya pengaruh ego. Percayalah ketika satu pintu tertutup, banyak pintu lain yang akan terbuka.

Pada akhirnya, seperti diungkapkan Gobind, senang-susah, gembira-sedih, baik-buruk, dan sebagainya, itu semua adalah fondasi kehidupan. Terimalah dua sisi yang bertentangan itu—yang terjadi, muncul, dan ada pada diri kita. Itulah mencintai.